Saturday, September 14, 2013

Going to Heaven?


If you know you are going to Heaven after Life, why are you still worried about:
- Your children
- Your family
- Your car
- Your money
- Your life
and so on.

Is it because you, subconsciously, know that there is no Heaven after Life?

That's right, There is no Heaven after Life. So where is Heaven?

Sunday, August 25, 2013

A Boat to The Kingdom of God


In many times in our life, God always offers every one of us a boat that will take us to Heaven.
This boat is so small and ugly that nobody wants to take the offer.

And we miss all the offers, many Times!!! Yes I said many times!!!

Between God's offers and sport cars, we choose sport cars!!
Between God's offers and lovers, we choose our lovers!!
Between God's offers and our Suffering, we choose our Suffering!!!
And so on.
We always think that material life is much better than what Heaven offers.

Isn't it Ironic?

If you think God never offer you this boat that I'm talking about... Let me refresh your memory.

In your life, Have you ever suddenly wonder:

Why we are born? and Why we can die?
Why we are here? and Why we have to work?
Why some people are rich and some people are poor?
Why aren't you born as men?
Why aren't you born as women?
Why aren't you born as gay?
Why are you born as gay?
Why aren't you born as poor people?
Why aren't you born beautiful?
Why aren't you born ugly?
Why aren't you born an Atheist?
Why aren't you born a Christian?
Why aren't you born a Buddhist?
Why aren't you born a good guy?
Why aren't you born a bad guy?
Is money all that you want?
Is popularity all that you want?
Is pretty wife (or handsome husband) all that you want?
Why you never get satisfied after you get everything you want?
and so on.

And finally,
Why we have to do all these stupid things if in the end we cannot avoid death?

Those are the small boats that God offer to you!! All of these Whys!!

In the end most of you probably just said, "It's a fate" or "I'm lucky" or "Because God loves me"
In other words, you reject the boat.

Those who take the boat will keep looking for the answers.
They simply just use the boat from God, even if God doesn't give them compass or map.
They trust God as their navigator.
They know God will guide them to this uncharted place called Heaven.
And They will find it.

Wednesday, August 21, 2013

Cari, dapatkan, gunakan... tapi jangan miliki

Keindahan apa yang paling indah?
Kenyamanan apa yang paling nyaman?
Perjalanan apa yang paling memuaskan jiwa?
Jaminan masa depan seperti apa yang paling baik?

Di mana letak keindahan yang hanya keindahan?
Di mana letak kenyamanan yang hanya kenyamanan?
Di mana letak jaminan paling aman?

Yang ditawarkan dunia tidak lain hanya kekosongan yang dibungkus keindahan, dibungkus kenyamanan, dibungkus jaminan masa depan.

Apa? Meskipun kamu dapatkan seluruh dunia ini, apalah yang kamu dapatkan?

Sebegitu sia-sianya tawaran itu, sementara sebagian orang berjuang sedemikian rupa untuk mendapatkan piala kekosongan itu. Semua hanya asap... Mengejar kepulan asap yang satu ke kepulan asap yang lainnya.

What you seek, fools you.
The world fools you, by making your journey seems so precious.

Temukan yang kamu cari, dengan terlebih dahulu Tapping To The Source. Lihat ke dalam jiwamu. Temukan kenapa kamu diciptakan. Apa pun yang kamu temukan, pasti sebuah jalan yang membawa kamu kepada kebahagiaan sempurna. Kebahagiaan yang tanpa syarat. Kebahagiaan yang bukan dari dunia ini. Dan dari situ akan 'tumbuh' segala hal yang dibutuhkan dalam perjalanan.

Kebahagiaan yang sempurna, selalu mengenai apa yang kamu lakukan bagi yang lain.
Tidak pernah mengenai diri kamu atau apa yang kamu dapatkan.

Maka, carilah, dapatkanlah, gunakanlah tawaran-tawaran dunia. Bukan demi janji-janjinya yang kosong. Tapi gunakan sebagai perkakas untuk melakukan sesuatu bagi yang lain.

Bagian dari Sang Perencana

Sang Kehidupan adalah 'mesin' yang menciptakan 'kemungkinan yang tak terbatas' dan mengolah rantai 'sebab dan akibat'. Sang Kehidupan juga adalah Sang Kebijaksanaan, sehingga yang Dia sebabkan bukan keluar begitu saja secara spontan atau karena coba-coba. Dia memulainya dengan Kebijaksanaan.

Oleh karena itu Sang Kehidupan tidak bisa diakalin.

Anda, saya, kita semua, termasuk batu tolol itu, hadir dengan diawali oleh 'tetesan' Kebijaksanaan. Semua itu berperan dalam Sang Siklus. Alam semesta terbentuk dari berbagai siklus yang saling terkait. (Cek sendiri deh, buka mata dan lihat).

Masing-masing kita tercipta karena alasan, karena ada tujuan.
Seremeh-remehnya kehidupan seorang saudara yang paling hina (ambil contoh orang gila tolol yang ada di bak sampah di ujung situ), di dalamnya terkandung keajaiban dan Kebijaksanaan. (Kita hanya lebih memilih untuk menutup mata dan menganggap si hina itu tidak ada.)

Jadi, dalam keadaan gila ataupun tidak, setiap kita, hadir karena suatu tujuan.

Selama kita selaras dengan tujuan itu, dengan cara Tapping To The Source, kita tidak perlu kuatir tentang suatu apa pun dalam perjalanan kehidupan. Karena The Great Planner pasti menyediakan segala yang dibutuhkan demi tercapai tujuannya. Ketika kita mulai melenceng dari Rencana, kita mulai kehilangan Sumberdaya dan mulai merasakan benturan-benturan akibat tidak selaras.

Tapping To The Source: Temukan kenapa Sang Perencana menciptakanmu. Jangan kuatir (soal masa lalu, soal masa depan) tetapi percaya pada penyelengaraan Sang Perencana.

Let The Life leads your life.

Tuesday, August 20, 2013

Ego sebagai kompas menuju penerangan

Lagi-lagi, si ego. Dia seperti sampah yang ngga bisa dibuang.

Aroma menyengatnya terus ada.

Segala ketakutan, kebanggaan, semua sia-sia. Semua hanya tipuan. Setiap kali 'bingkisan' tawarannya dibuka... kita tidak menemukan hal yang begitu memuaskan jiwa. Apa pun isinya, sementara saja.

Tidak ada ketakutan yang begitu hebat yang bisa membinasakan. Tidak ada kebanggaan yang begitu tinggi yang membawa pada kebijaksanaan paling murni.

Hanya dengan melepaskan ego dan tapping to The Source, yang membawa pada bliss and wisdom.

Ya, jadi jelas sekarang, kenapa perlu ada ego yang sedemikian... mengganggu.

Ego menjadi titik tolak/titik ukur dimana kita bisa menemukan jalan menuju kebijaksanaan.

Ibarat: kita ngga akan kenal terang kalau ngga ada gelap.

Ego berperan sebagai pencipta duality, supaya kita tahu the ultimate value of all things.

Jadi, ego adalah kompas. Mengingatkan kita pada kebutaan kita.